Oksigen terlarut pdf




















Need an account? Click here to sign up. Download Free PDF. SNI Oksigen Terlarut. Zainal Haris. A short summary of this paper. Download Download PDF. Translate PDF. SNI Metode ini merupakan hasil kaji ulang dari SNI yang telah kadaluarsa dan menggunakan referensi dari metode standar internasional Standard Methods.

Metode ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta di konsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air, Panitia Teknis S, Bidang Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 30 Januari di Serpong, Tangerang — Banten.

Metode ini berjudul Air dan air limbah — Bagian Cara uji oksigen terlarut secara yodometri modifikasi azida yang merupakan revisi dari SNI dengan judul Metode pengujian oksigen terlarut dengan titrimetri. Dengan adanya ion yodida I- dalam suasana asam, ion mangan IV akan kembali menjadi ion mangan II dengan membebaskan yodin I2 yang setara dengan kandungan oksigen terlarut.

Yodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. H2O dengan air suling ke dalam labu ukur mL, tepatkan sampai tanda tera.

Pada kolom air , setinggi peningkatan kedalaman sebesar 10 m disertai dengan penigkatan tekanan sekitar 1 atmosfer Cole, Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian diurnal dan musiman, tergantung pada pencampuran mixing dan pergerakan turbulence massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi, dan limbah effluent yang masuk ke badan air.

Dekomposisi bahan organic dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol anaerob. Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu ditunjukkan dalam table yang menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen semakin berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen dilaut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen diperairan tawar.

Kadar oksigen tidak jenuh terjadi jika kadar oksigen yang terlarut lebih kecil dari pada kadar oksigen secara teoritis. Kadar oksigen yang melebihi nilai jenuh disebut lewat jenuh super saturasi Kejenuhan oksigen diperairan dinyatakan dengan persen saturasi Jeffries dan Mills, Pengaruh ketinggian terhadap kadar oksigen terlarut Menurut Sudaryati , menyatakan bahwa di perairan alam konsentrasi oksigen terlarut dalam fungsi dari proses biologi seperti proses fotosintesa dan respirasi dan proses fisika seperti pergerakan air dan suhu.

Di permukaan air konsentrasi oksigen rendah, dikedalaman tertentu di daerah fotik mencapai maksimum, dan di dasar perairan konsentrasinya menurun lagi, selama stratifikasi panas, konsentrasi oksigen terlarut di dasar perairan rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk respirasi. Pengaruh keberadaan ikan terhadap kadar oksigen terlarut 5.

Yang mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam perairan Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara maupun yang ada di air, salinitas serta persenyawaan unsur-unsur mudah teroksidasi di dalam air. Kelarutan tersebut akan menurun apabila suhu dan salinitas meningkat, oksigen terlarut dalam suatu perairan juga akan menurun akibat pembusukan-pembusukan dan respirasi dari hewan dan tumbuhan yang kemudian diikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta menurunnya pH Nybakken, Oksigen O2 dalam suatu perairan tidak lepas dari pengaruh parameter lain seperti karbondioksida, alkalinitas, suhu, pH, dan sebagainya.

Di mana semakin tinggi kadar oksigen yang dibutuhkan, maka karbondioksida yang dilepaskan sedikit. Hubungan antara kadar oksigen terlarut dengan suhu ditunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen semakin berkurang Efendi, Kadar oksigen O2 dalam perairan tawar akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangnya kadar alkalinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis.

Dengan bertambahnya kedalaman akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan Oksigen O2 terlarut dalam air secara ilmiah terjadi secara kesinambungan. Organisme yang ada dalam air pertumbuhannya membutuhkan sumber energi seperti unsur carbon C yang diperoleh dari bahan organik yang berasal dari ganggang yang mati maupun oksigen dari udara.

Dan apabila bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas seperti limbah organik dari industri , yang berarti suplai karbon C melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan organisme akan berlipat ganda Putranto, Limbah bahan organik biasanya dibuang di sungai secara sembarangan. Akibat dari perbuatan manusia itu sendiri yang melakukan Pembuangan limbah organik ke dalam sungai menimbulkan perubahan kondisi yang ditengarai oleh fluktuasi oksigen dan jenis organisme yang hidup di lokasi tersebut Sebelum titik pembuangan limbah, oksigen terlarut dapat menyangga populasi normal dalam kondisi air bersih zona bersih.

Langsung dibawah sumber pencemaran, kadar oksigen mulai menurun karena bakteri banyak melakukan dekomposisi limbah. Beberapa jenis ikan pemakan dekomposer masih dapat bertahan pada zona ini zona dekomposisi. Lebih jauh ke hilir, oksigen makin menipis, dan mungkin terjadi kondisi yang anaerobik tanpa oksigen , sehingga hanya mikroorganisme dan invertebrata yang paling resisten saja yang dapat bertahan hidup zona septik.

Semakin lama semua materi organik akan habis terdekomposisi, jumlah dekomposer menurun, dan kadar oksigen kembali meningkat zona perbaikan. Semakin ke hilir, keadaan akan bertambah baik sehingga akan terjadi keseimbangan baru suatu komunitas perairan bersih zona bersih. Panjang pendeknya setiap zona tergantung pada volume limbah, suhu air, dan kuatnya arus air.

Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akanmembebaskan molekul iodium I2 yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat Na2S dan menggunakan indikator larutan amilum kanji. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit.

Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak Ag dan anoda timbal Pb. Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan dalam praktikum Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut DO adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan Metoda Winkler lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter.

Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter.

Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran. Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut DO adalah dimana dengan cara winkler penambahan indikator amylum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap.

Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan. Prosedur Kerja Alat yang digunakan : 1. Botol winkler 2. Erlenmeyer 3.

Gelas ukur 4. Pipet tetes Bahan yang digunakan 1. Larutan pereaksi O2 O2 — reagent 4. Larutan Na2SO3 0,01 N larutan thiosulfate 5. Larutan H2SO4pekat 1. Ambil contoh air menggunakan botol winkler hingga penuh luber secara hati-hati karena jangan sampai terjadi gelembung udara, lalu tutup botol 2. Jika endapan warna putih, pengukuran tidak dilanjutkan karena kandungan oksigen 0,0. Jika endapan coklat sudah sempurna, buka tutup botol, lalu tambahkan 2 ml larutan H2SO4 pekat dengan hati-hati, kemudian tutup kembali botol winkler dan kocok, biarkan endapan larut sempurna hingga larutan dalam botol winkler menjadi bening berwarna orange atau kuning.

Catat larutan thiosulfate yang terpakai. Semakin tinggi tekanan udara nilai DO makin tinggi. Ketiga sampel memiliki ketinggian yang berbeda namun tidak begitu jauh. Pada inlet yang ada hanyalah beberapa fitoplankton yang melakukan fotosintesis, sehingga menghasilkan oksigen terlarut terus tanpa ada yang memakainya. Selain itu tingkat pencemarannya tergolong rendah karena oksigennya tidak dipakai bakteri untuk menguraikan bahan organik. Hal ini disebabkan karena pada kolam ini proses respirasi lebih besar dibandingkan dengan proses difusi atau proses fotosintesisnya.

Di kolam ini terjadi aktivitas ikan, dimana ikan mengambil oksigen untuk bernafas dan proses metabolismenya. Selain itu terdapat kemungkinan pencemaran bahan organic karena kadar DO cukup rendah. Waktu pengambilan sampel mempengaruhi nilai DO yang didapat. Hal itu terbukti pada kelompok yang mengambil sampel saat siang hari berikut hasil perhitungan mereka : 1. Hal itu disebabkan karena kelompok siang mengambil sampel saat hujan, sehingga suhu perairan lebih rendah dan semakin rendah suhu nilai DO akan semakin tinggi.



0コメント

  • 1000 / 1000